Tentara Lebanon: Pasukan RI Bisa Jadi Teladan
"Lebanon perlu lebih banyak lagi penjaga perdamaian dari Indonesia," kata perwira Lebanon.
KAMIS, 20 OKTOBER 2011, 17:17 WIB
Renne R.A KawilarangVIVAnews - Seorang komandan Lebanon berharap Indonesia bisa mengirim lebih banyak lagi personil militer ke negaranya untuk membantu penegakkan perdamaian. Tergabung dalam misi perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL), pasukan asal Indonesia selama ini dipandang layak menjadi teladan karena berhasil menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat setempat.
Demikian menurut Kolonel Fouad Naser, Komandan Sektor Litani-Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF), dalam Dialog Interaktif mengenai ‘Peluang dan Tantangan Misi Perdamaian Indonesia (Kontingen Garuda) dalam Menjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional’ di Beirut, 18 Oktober 2011.
Demikian menurut Kolonel Fouad Naser, Komandan Sektor Litani-Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF), dalam Dialog Interaktif mengenai ‘Peluang dan Tantangan Misi Perdamaian Indonesia (Kontingen Garuda) dalam Menjaga Perdamaian dan Keamanan Internasional’ di Beirut, 18 Oktober 2011.
Dua narasumber asing, Timur Goksel -- yang merupakan mantan juru bicara UNIFIL dan Kolonel Naser, menyatakan Indonesia mendapat apresiasi yang besar dan positif baik oleh PBB maupun masyarakat Lebanon.
“Pasukan penjaga perdamaian internasional dari negara lain di Lebanon sebaiknya mencontoh Indonesia dalam berinteraksi dengan masyarakat setempat. Hal ini karena keberadaan misi perdamaian Indonesia yang diterima baik dan sangat dekat dengan masyarakat,” ungkap Kolonel Naser.
Seperti disebarkan dalam siaran pers KBRI Beirut, Kolonel Naser bahkan menegaskan, “Lebanon perlu lebih banyak lagi penjaga perdamaian dari Indonesia”.
Beberapa narasumber Indonesia termasuk Kolonel Yulianta (Komandan Kontingen Garuda Indonesia di UNIFIL) dan Daniel Tumpal Simanjuntak (Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata / KIPS – Kemlu RI) sepakat bahwa partisipasi misi perdamaian Indonesia dalam operasi perdamaian internasional perlu ditingkatkan.
“Selain amanat UUD 1945, juga sebagai salah satu negara besar Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk lebih peduli dengan proses penciptaan perdamaian di dunia,” terang Daniel yang juga menekankan bahwa hal ini secara langsung mampu meningkatkanleverage bangsa Indonesia di panggung internasional.
Dubes RI untuk Lebanon, Dimas Samodra Rum, mengatakan dialog ini dapat mengidentifikasi berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi misi perdamaian Indonesia di lapangan.
Rangkaian kegiatan dialog kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke markas Indonesian Battalion di UNIFIL pada hari berikutnya, Rabu (19/10). Kunjungan tersebut bertepatan dengan acara penyerahan medali penghargaan PBB kepada pasukan penjaga perdamaian Indonesia, yang telah berjasa menunaikan tugasnya selama sekitar delapan bulan.
Menurut data PBB, Indonesia mengirim sebanyak 1.136 personel ke Lebanon untuk bertugas di bawah mandat UNIFIL. Berkekuatan lebih dari 12.000 personel dari 31 negara, UNIFIL sudah bertugas sejak 1978 untuk mencegah terulangnya konflik perbatasan antara Israel dan Lebanon.
0 komentar:
Posting Komentar